Bagi pelaku bisnis UKM, kreatif serta inovatif merupakan dua hal yang harus dimiliki. Untuk menjual sebuah produk, tidak cukup hanya mengandalkan kualitas produknya saja, melainkan juga bagaimana agar produk tersebut menarik minat pembeli. Salah satunya adalah dengan mengemas produk se-menarik mungkin. Kemasan produk yang menarik tentu akan membuat produk UKM memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Tak hanya harus menarik, kemasan juga harus mendukung agar kualitas dari produk didalamnya tetap aman dan terjaga. Kemasan yang menarik dan aman akan menggambarkan kualitas hingga benefit dari produk yang dijual.
Untuk mengetahui jenis kemasan seperti apa yang cocok bagi produk UKM, maka ada baiknya untuk terlebih dahulu mengetahui apa saja bahan dasar yang biasanya digunakan sebagai bahan kemasan produk, yaitu:
1. Plastik
Sifat plastik yang ekonomis alias murah dan mudah didapatkan adalah alasan mengapa bahan ini menajdi bahan dasar kemasan produk yang paling sering digunakan. Elastisitas plastik juga membuatnya mudah dibentuk dan menyesuaikan dengan kebutuhan dari produk tersebut. Akan tetapi, plastik memiliki resiko perpindahan komponen kimia dari kemasan plastik ke makanan/produk apabila plastik kemasan yang digunakan tidak terstandarisasi. Plastik juga memiliki efek yang tidak baik untuk alam karena sulit terurai sehingga akan mengotori dalam jangka waktu yang lama. Sebagai solusinya, gunakan plastik yang berasal dari bahan alam seperti yang tengah trending akhir-akhir ini.
2. Kertas
Jenis kertas yang digunakan untuk kemasan biasanya merupakan kertas khusus yang telah melalui proses sulfatasi. Kertas memiliki sifat-sifat yang penting untuk bahan kemasan seperti misalnya permeabilitas terhadap uap air, tahan terhadap bau, asam, alkali, aroma, gas, serta lemak dan minyak. Kertas tentunya lebih ramah lingkungan dibanding bahan plastik, karena lebih mudah terurai secara natural. Namun, bahan kertas tentu tidak sesuai jika digunakan untuk produk yang bersifat cair.
3. Alumunium Foil
Bahan dasar ini adalah lembaran logam alumunium yang bersifat padat namun tipis, dengan ketebalan kurang dari 0,15mm. Biasanya, alumunium foil dikombinasikan dengan bahan kemasan lain. Kemasan berbahan alumunium foil merupakan yang terbaik karena mempunyai daya simpan tinggi, tidak mudah sobek meski tertusuk, teknik menutup yang mudah dan tahan lama dengan suhu sterilisasi yang tinggi. Kemasan dari alumunium foil dengan fitur-fitur diatas akan menjaga citarasa makanan ataupun kualitas produk yang ada di dalamnya sehingga tidak rusak ketika sampai ke tangan konsumen.
4. Kaleng
Penggunaan bahan kaleng sebagai kemasan produk juga cukup lazim digunakan. Kaleng sendiri merupakan lembaran baja berbalut timah dengan kadar kurang dari 1 hingga 1,25% dari bobot kaleng tersebut. Biasanya, bahan ini dilapisi kembali oleh bahan non metal untuk mencegah terjadinya reaksi dengan makanan ataupun minuman di dalamnya. Sifat kaleng yang kokoh membuat kemasan tidak mudah rusak dan daya tahan produk pun terjaga, sehingga kerap digunakan untuk produk-produk yang membutuhkan hal tersebut seperti misalnya sarden hingga makanan siap saji.
5. Kaca
Merupakan material non organik, yang dihasilkan dari proses pendinginan namun tanpa melalui proses kristalisasi. Gelas adalah benda yang bersifat padat tetapi tidak memiliki struktur seperti halnya logam dan keramik. Kemasan berbahan gelas biasanya memberikan kesan eksklusif dan mahal. Akan tetapi, kekurangan dari bahan ini tentu saja sifatnya yang mudah pecah apabila terkena panas atau tekanan.
6. Kayu
Jenis bahan yang satu ini merupakan bahan kemasan yang tertua sepanjang sejarah manusia. Jaman dahulu, kayu sudah digunakan untuk mengemas berbagai produk, baik yang bersifat padat maupun yang sifatnya cair. Kemasan kayu pada jaman dahulu biasanya berbentuk peti, tong kayu, hingga palet yang kerap digunakan untuk perdagangan komoditas baik lokal maupun internasional. Biasanya, kemasan kayu dipakai untuk kemasan tersier, yakni kemasan yang melindungi kemasan di dalamnya. Hal ini dikarenakan sifat kayu yang kuat dan kokoh, tahan terhadap benturan dan tekanan. Kini, kemasan berbahan dasar kayu juga telah banyak digunakan sebagai kemasan primer yang unik dan menarik.
Nah itu dia beberapa jenis bahan dasar yang kerap digunakan untuk membuat kemasan. Sebagai pelaku bisnis UKM, kamu harus terlebih dahulu mengetahui ciri produkmu dan juga jenis bahan kemasan apa yang cocok untuk produkmu. Sesuaikan juga dengan budget yang ada, jangan sampai harga kemasan justru lebih mahal dibanding harga produknya sendiri, atau karena memaksa menggunakan kemasan yang bagus justru malah mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan. Beberapa bahan dasar seperti plastik atau kertas cenderung lebih murah dibanding kaleng atau kayu, namun tentunya memiliki daya tahan yang kurang baik bila dibandingkan. Apabila produknya berupa cemilan tentu lebih baik dikemas dengan plastik bersegel alumunium foil, sehingga cemilan menjadi lebih awet dan harga kemasan tidak terlalu mahal. Tidak perlu memaksakan menggunakan packaging berbahan kayu yang tentunya kurang pas dengan jenis produk serta lebih menguras biaya.